Bedah Buku Fikih Akbar Prinsip-Prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil’alamin


http://www.parkiranelite.com/2018/12/bedah-buku-fikih-akbar-prinsip-prinsip.html

Bedah buku terbaru yang berjudul Fikih Akbar Prinsip-Prinsip Teologis Islam Rahmatan Lil’alamin (diterbitkan oleh Penerbit Alvabet pada tahun 2018 dan tebal 354 halaman), sukses diselenggarakan di kediaman Prof. Syafa'atun Almirzanah pada 02 Desember 2018. Acara dibuka oleh tuan rumah pada pukul 16.00 setelah penulis buku tiba di tempat. Penulis buku yang bernama Dr. Hamim Ilyas, M.Ag., didaulat menjadi pembedah utama dalam acara ini.

Prof Syafa sebagai tuan rumah terlebih dulu memberikan pengantar berupa gambaran umum buku dan pertanyaan-pertanyaan mendasar yang menyangkut buku Fikih Akbar. Usai memberi pengantar, Dr. Hamim Ilyas dipersilahkan untuk menyampaikan gagasan-gagasannya yang tertuang dalam buku Fikih Akbar kepada para peserta.


Mengenai konsep rahmah, beliau mejelaskan bahwa rahmah merupakan landasan agama Islam yang harus terus diketahui dan dirawat oleh setiap muslim di dunia. 


“Bangunan Islam ini landasannya dalam buku saya, saya sebutkan menjadi tiga, jadi yang pertama adalah Tauhid Rahamutiyah. Tauhid Rahamutiyah itu Allah inti sifatnya adalah Rahmah yang ini ditegaskan dalam surat al-An’am ayat 12 كتب على نفسه رحمة (Allah mewajibkan dirinya memiliki sifat rahmah)”.


Landasan pertama ini sangat berkaitan dengan landasan kedua, yang berupa Kerasulan Rahmah. Allah mengutus Rasulullah untuk menebarkan kasih sayang kepada umatnya.
“Landasan yang kedua adalah Kerasulan Rahmah, yang tadi sudah saya sebut wa ma arsalnaka illa rohmatan lil’alamin. Yang rahmat itu sebetulnya karena Allah rahmat, kerasulan juga rahmat , al-Qur’an juga rahmat. Rahmat itu menjadi konsep yang fundamental dalam agama Islam, dalam pengertian konsep yang mendasari semua konsep yang ada dalam islam.


Dalam mendefinisikan rahmah, beliau mengutip dari Al-Ashfahani dan Al-Mawardi “Yang rahmat itu pengertiannya cinta yang ekspresinya memberikan kebaikan nyata, itu dalam al-Ashfahani. Kalau dalam al-Mawardi, rahmat itu adalah anugerah yang untuk memenuhi kebutuhan, sehingga kalau digabungkan rahmat itu adalah cinta yang ekspresinya adalah memenuhi kebutuhan”.


Kebutuhan hidup yang diharapkan oleh setiap umat Islam di dunia ini adalah hidup dalam keadaan yang baik. “Kebutuhan makhluk hidup secara umum adalah hidup baik, yang hidup baik dalam al-Qur’an disebut dengan hayatan thayyiban, yang hayat tayyiban dalam an-Nahl 97 dapat diwujudkan dengan iman dan amal shaleh. Terus kemudian dalam lima ayat yang lain, iman dan amal shaleh itu menghasilkan lahum ajruhum ‘inda rabbihim wa la khaufun ‘alaihim wa lahum yakhzanun. Lahum ajruhum ‘inda rabbihim yang tadi itu sejahtera sesejahtera sejahteranya, sehingga kesejahteraan itu terus menerus harus bisa ditingkatkan, tidak mandek.”


Landasan ketiga merupakan pedoman sehari-hari umat Islam “Kemudian landasan yang ketiga itu adalah al-Quran kitab rahmah, yang al-Quran kitab rahmah itu diwahyukan untuk mewujudkan hidup baik. ini menjadi landasan, ini tanahnya agama Islam”.
Tiga hal tersebut merupakan landasan bangunan Islam, yang dalam penjabaran selanjutnya ada pondasi-pondasi dan lembaga-lembaganya. Bagaimana dengan penjelasan tersebut? Pak Hamim telah sedikit menjelaskannya, jadi untuk mendapatkan penjelasan yang lengkap kita harus membaca bukunya sampai hatam.


Banyak peserta yang menghadiri bedah buku ini, yang rata-rata hadir antara pukul 15.00 – 16.00. Mereka yang hadir bukan hanya dari kalangan mahasiswa, tetapi juga pejabat rumah sakit, praktisi, dan dosen. Banyaknya animo dari para peserta ini, membuat ruang tengah sampai ruang belakang rumah terisi penuh, bahkan ada peserta yang harus rela duduk di teras rumah.


Seusai presentasi, pak Hamim memberi kesempatan kepada para peserta untuk meresponnya, baik dari gagasan, hingga hal teknis yang ada di buku.  Dalam sesi dialog ini, ada sekitar enam peserta yang sangat beruntung, karena mereka bisa mendahului peserta lain untuk berdialog dengan penulis buku. Pak Hamim sangat senang dengan respon tersebut, sehingga beliau khusyuk menanggapinya, sampai tak terasa waktu maghrib telah tiba.


Sesi dialog telah ditutup seiring adzan maghrib berkumandang. Prof Syafa mengucapkan terimakasih kepada para peserta yang sudah meluangkan waktunya di minggu sore untuk mengikuti bedah buku ini. Demikian para peserta, sambil bersalaman pamit pulang, mereka mengucapkan terimakasih kepada Prof Syafa sebagai tuan rumah dan Pak Hamim.

Post a Comment

0 Comments