Oleh: Muhammad Taufiq*
Apakah benar Islam adalah agama kasih sayang universal?, apabila benar mengapa ada sebagian kelompok radikal yang mengatasnamakan agama Islam untuk menyebarkan terorisme global?, bagi sebagian kaum muslimin bisa jadi mereka berapologi bahwa yang namanya terorisme global bukanlah sebuah aksi melainkan hanya sebatas reaksi atas struktur politik dunia yang tidak memihak kepada umat Islam melainkan lebih kepada barat yang disini sangat merugikan khususnya teruntuk Negara –negara Islam. Ada juga yang berdalih bahwa kekerasan atas nama agama merupakan perang (jihad) untuk menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar agar mampu menegakkan syariat Islam secara utuh (kaffah). Akan tetapi yang perlu digarisbawahi apakah adil apabila segelintir atau sebagian kaum muslimin terus-menerus menjadikan kambing hitam pihak-pihak luar dalam hal ini non muslim dan Barat tanpa melakukan koreksi pribadi terhadap problem dari dalam tubuh Islam itu sendiri, apa yang selama ini menjadikan Islam tidak lagi berwajah damai faktor apa saja yang mempengaruhi Islam berubah menjadi agama yang mengerikan serta menakutkan dan bagaimana solusinya supaya Islam kembali menjadi agama yang Rahmatal lil ‘alamin agar mampu membawa perdamaian dunia.
Menurut Yusuf al-Qardhawi (1406 H) Banyak faktor yang memicu munculnya radikalisme pertama, pengetahuan agama setengah-setengah yang didapatkan melalui proses belajar doktriner; kedua, tekstual dalam memahami teks-teks agama sehingga para kalangan radikalis hanya memahami Islam dari aspek kulitnya saja dan sangat minim pengetahuan terkait esensi beragama; ketiga, dibuat sibuk oleh permasalahan yang sifatya sekunder seperti memanjangkan jenggot, meninggikan celana namun lupa akan masalah-masalah primer; keempat, cenderung berlebihan dalam mengharamkan banyak hal yang justru akan memberatkan umat Islam itu sendiri; kelima, wawasan sejarah dan sosiologi yang lemah, sehingga fatwa-fatwa mereka terkesan bertentangan dengan akal sehat, kemaslahan umat serta semangat keberagaman.
Keenam, tidak jarang radikalisme agama muncul sebagai antithesis dari aksi radikal kaum sekuler yang keras dalam menolak agama; ketujuh, sebagai perlawanan terhadap ketidakadilan politik, sosial dan ekonomi di tengah-tengah masyarakat. Tidak jarang radikalisme muncul sebagai bentuk ekspresi atas rasa frustasi dan perlawanan terhadap ketidakadilan sosial yang disebabkan oleh tumpulnya kinerja lembaga hukum. Kegagalan pemerintah dalam memberlakukan keadilan sosial direspon balik oleh kelompok radikal dengan tuntutan penegakan syariat Islam, karena dengan menegakkan aturan syariat mereka merasa dapat menjalankan perintah agama sembari menegakkan keadilan.
Sosuli apa agar radikalisme dapat dicegah dan Islam mampu menjadi agama kasih sayang universal? Yusuf al-Qardhawi (1406 H) bepandangan bahwa solusi-solusi untuk mengatasi masalah radikalisme antara lain; pertama, mendengarkan dan menghormati aspirasi kalangan Islamis radikalis melalui cara-cara yang dialogis dan demokratis; kedua, menempakan serta memberlakukan mereka secara manusiawi dan penuh persaudaraan; ketiga, diusahakan supaya tidak melawan mereka dengan sikap yang sama-sama ekstrem dan radikal. Artinya, kalangan radikal ekstrem dan kalangan sekular ekstrem harus ditarik posisi moderat agar berbagai kepentingan dapat dikompromikan; keempat, dibutuhkan masyarakat yang memberikan kebebasan berfikir bagi semua kelompok sehingga terwujud dialog yang sehat dan saling mengkritik yang konstruktif dan empatik antar aliran-aliran; kelima, menjauhi sikap saling mengkafirkan dan tidak membalas pengkafiran dengan pengkafiran; keenam, mempelajari agama secara benar sesuai dengan metode-metode yang sudah ditentukan oleh para ulama Islam dan mendalami esensi agama agar menjadi muslim yang bijaksana; ketujuh, tidak hanya memahami Islam secara parsial dan reduktif, caranya adalah dengan mempelajari esensi tujuan syariat (maqasid syariah). Dengan mengamalkan esensinya, maka umat Islam tidak akan terikat pada hal-hal yang bersifat simbolis. Itulah kiat-kiat atau solusi sederhana yang mungkin dan semoga saja bisa menjadikan Islam sebagai agama kasih sayang universal dengan mengandeng agama-agama dan entis-etnis lainnya supaya mampu mengisi perdamaian dunia yang semakin kesini semakin memprihatinkan.
*Penulis adalah Mahasiswa Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
0 Comments