Launching Buku Untaian Pesan Pernikahan di Pernikahan Syihab dan Ayda

untaian-pesan-pernikahan
Launching buku yang berjudul “Untaian Pesan Pernikahan” dilaksanakan pada pukul 10.00 hari Senin 17 Desember 2018 di Jepara. Buku yang ditulis oleh Drs. Maswan, M.M beserta para tokoh lainnya tersebut diluncurkan bersamaan dengan kegiatan resepsi pernikahan Ahmad Kholas Syihab dan Ayda Farichatul Laila.
Acara launching buku ini dihadiri oleh tokoh-tokoh Nahdlatul Ulama Jepara, Mantan Bupati Jepara, Rektor Unisnu Jepara, Ketua Dewan Pendidikan Jepara, Kepala Kadin Jepara, Ketua Dewan Pendidikan Jateng beserta Jajaran, Pengurus Ansor Jepara, dan masih ada beberapa tamu undangan dari Institusi lainnya.

Tokoh-tokoh tersebut menyambut dengan baik hadirnya buku “Untaian Pesan Pernikahan”, karena ditulis oleh para tokoh berpengaruh di Indnonesia, kemudian kontennya banyak nasihat-nasihat yang menginspirasi dalam mempertahankan pernikahan. Buku ini sangat bermanfaat bagi masyarakat yang baru menikah atau yang sudah lama menikah.

Hadirnya buku ini berangkat dari kegelisahan para penulis yang miris melihat pernikahan di zaman now. Banyak persoalan pernikahan yang diselesaikan dengan emosi dan berujung pada perpisahan. Persoalan ini menjadi problem sosial yang harus dicegah sedini mungkin, agar jumlah masyarakat yang mempertahankan umur pernikahannya semakin bertambah.

Secara khusus, pesan-pesan pernikahan yang ada dalam buku ini ditujukan kepada kedua mempelai Ahmad Kholas Syihab dan Ayda Farichatul Laila. Sedangkan secara umum, pesan-pesan itu ditujukan kepada masyarakat Indonesia. Harapannya pesan-pesan yang ada di dalam buku ini menjadi bahan bacaan sekaligus renungan yang mendalam.

Buku itu dibagikan kepada seluruh hadirin secara gratis, karena memang buku ini merupakan souvenir pernikahan dari Ahmad Kholas Syihab dan Ayda Farichatul Laila. Souvenir ini berbeda dengan yang ada di pernikahan-pernikahan lainnya, yang berupa barang pecah belah atau barang-barang lainnya. Jadi sangat memberikan manfaat kepada hadirin dan tamu undangan.

Berikut kutipan pesan-pesan yang disampaikan oleh beberapa tokoh yang berpengaruh:
Pergaulan yang baik mencakup pergaulan ucapan, atau perbuatan. Seorang suami harus mempergauli istrinya dengan baik, apakah berupa menemaninya dengan baik, menghindarkan kejelekan atasnya, dan memberikan kebaikan kepadanya, serta baiknya komunikasi antara keduanya, dan termasuk didalamnya adalah nafkah dan pakaian yang layak. (KH. Sya’roni Ahmadi - Mustasyar/Dewan Penasehat PBNU).

Kini kamu berdua sudah mengikat diri untuk berumah tangga, yang berarti tidak hidup sendiri-sendiri, tetapi sudah menyatukan diri antara jiwa dan raga. Maka semua aktivitas hidup kamu berdua dalam rumah tangga, harus dibicarakan dan dilakukan berdua agar kemaslahatan hidup dalam rumah tanggamu tetap terjaga keutuhan. (Prof. Dr. Muhadjir Effendy M.A.P. - Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI).

Menikah itu kata kerja (fi’il), yang bermakna proses yang tidak ada tanda titiknya. Jika kalian mengharapkan “sakinah” dalam berumah tangga, maka sudah sepatutnya diperjuangkan bersama dalam menghadapi dinamika kehidupan yang manis maupun pahit. (H. Nusron Wahid, M.E - Kepala BNP2TKI RI - Ketua Umum PP GP Ansor 2010-2015).

Pernikahan adalah ibadah yang dianjurkan oleh Rasulullah dan hal ini merupakan tanda kekuasaan Allah Swt. Akad nikah dalam pernikahan merupakan kalimat bermakna sebagai ikatan perjanjian yang agung (mitsaqan gholidzan), antara suami istri akan membentuk keluarga. Terbentuknya keluarga yang sakinah maawaddah warahmah, yang diharapkan akan menghasilkan nasab yang salih salihah, maka antara suami istri memahami peran dan fungsi masing. (Prof. Dr. Rustono, M.Hum - Ketua Dewan Pendidikan Jawa Tengah - Wakil Rektor I Universitas Negeri Semarang).

Manusia diciptakan Allah berpasangan, sekaligus dianugerahi cinta-kasih, sebagai daya kosmis universal. Cinta dalam pasangan suami-isteri merupakan kunci perjalanan hidup di dunia, saling-menyerahkan untuk menemukan "diri" yang diridhai Allah. Sebagai yang diharapkan bersama, cinta meresap dalam sikap perbuatan yang menghasilkan rasa kagum, menjadi enersi cinta dalam pribadi. (Dr. H. Sa’dullah Assaidi, M.Ag - Rektor Universitas Islam Nahdlatul Ulama Jepara).

Post a Comment

0 Comments