Pukul 02.30, aku bersama teman-temanku pergi ke warung sebelah untuk santap sahur. Setibanya di warung, aku mengamati satu-persatu sayur dan lauknya. Ada oseng-oseng kacang, mie goreng, terong, kangkung, sop, lodeh, lele goreng, ayam goreng, bandeng, dan telur goreng.
"Wahh pasti lezat nih, nasi pake sambel tambah ayam goreng". Gumamku dalam hati.
Tapi setelah aku mengambil nasi, entah kenapa aku hanya mengambil sayur lodeh, mie goreng, dan sambel, sama sekali aku tidak ingin mengambil ayam goreng atau lele goreng. Justru tanganku mengambil dua biji tempe goreng.
Aku menyantap makanan itu dengan lahap. Sementara itu teman-temanku bercerita ngalor ngidul mebahas pacar mereka masing-masing sambil menguyah makanannya. Temanku yang satu pacarnya jutek, yang satunya lagi posesif, dan yang satunya lagi penyabar dan tidak cemburuan. Aku sih diam saja mendengar ocehan mereka, daripada aku dibully mending pura-pura gak denger. Emang yah, begini amat jadi jomblo.
____
____
Tatkala makananku hampir habis, datanglah dua orang berkendara X-Pander. Dia turun dari mobil dan berjalan menuju warung.
"Silahkan mas, mau makan di sini atau dibungkus?". Tanya ibu warung.
"Dibungkus bu, pake ini, ini, dan ini". Jawab dua orang itu.
Kemudian satu orang itu menoleh ke arahku, dan ia sesumbar berkata "Sahur kok pakek tempe, yang enak dikit kenapa" sambil menunjuk ke arahku.
Temannya menengok juga ke arahku, lalu menjawab "Lagi bokek mungkin hahaha" sambil tertawa.
Aku lihat ibu warung itu mendengar dengan jelas celotehan itu, aku lihat dia hanya tersenyum.
"Ini mas nasi bungkusnya, totalnya 15.000" ibu itu membuka pembicaraan.
"Iya bu, ini uangnya, makasih ya bu". Jawab orang itu.
"Sama-sama mas, besok buka di sini juga ya". Sahut ibu warung.
"Insyaallah bu, di sini kan murah Hehe." Begitulah dia menanggapi.
"Bayarnya Rp. 15.000, berarti makan enak dia. Wah mentang-mentang makan enak aja blagu", gumamku dalam hati.
___
___
"Alhamdulillah habis juga makananku, sedaaappp... " Kemudian glek glek glek ku minum teh tawar yang masih hangat sampai habis.
Nasi Teman-temanku juga sudah habis semua, saat kita membayar dan kembali ke markas.
"Berapa ya bu, aku makan nasi lodeh campur mie sama tempenya dua dan minumnya teh tawar". Aku bertanya?
"Delapan ribu mas". Jawab ibu warung.
Kemudian saat satu persatu teman-temanku membayar makanannya, aku bertanya pada ibu-ibu itu. "Bu, tadi aku dengar ada-ada orang yang ngrasani aku karena makan lauk tempe".
"Iya emang tadi ngrasani kamu. Kayanya sih ngejek gitu. Pas aku denger ya tak senyumin aja". Sahut ibu warung.
"Lho kenapa kok cuman senyum bu, gak ditegur?". Selidikku.
"Ya soalnya dia juga beli nasi bungkus cuman lauk tempe". Sambil senyum-senyum ibu warung yang anggun itu menjawab.
Wkwkwkwkwkwmw. Kita tertawa terbahak-bahak.
"Oalah gitu toh berarti tadi bayar 15.000 untuk dua nasi? Aku kira satu nasi bungkus hahaha. Sama2 makan tempe aja pake sesumbar ngatain orang". Kata temanku yang pacarnya jutek.
Kemudian ibu warung memberi petuah "Harusnya emang gak boleh gitu dik, sama-sama merantau ya harus saling menghormati apapun makanannya. Kalau bisa ya berbagi satu sama lain. Ingat lho dik, Jogja itu tempat orang-orang yang ramah dan menjunjung toleransi antar sesama manusia. Aku juga merantau di sini, tapi ya kita selalu menghormati orang". Sambil duduk di singgasananya.
"Bener bu, daripada ngejek ya mending beliin makanan yg enak lah bu. Ibu emang joss, petuahnya bermakna hight quality. Ya udah bu, kita pamit. Assalamualaikum". Pamitku.
"Oalah mas-mas, dia aja cuman beli nasi lauk tempe doang, mana mungkin beliik sampean hahahaha. Waalaikumussalam". Jawab ibu warung sambil tertawa.
____
____
Baru aku duduk di motor, kudengar ibu itu berbicara sama suaminya "Mas, barusan ada pelanggan kita makan cuman pake sayur dan lauk tempe. Cuman tempe lho mas".
"Hahaha Kasihan banget dia, dasar anak kos pasti lagi nipis hahaha". Sahut suaminya dari ruang tengah sambil tertawa.
"Kayaknya tadi pas buka juga dia cuman makan lauk tempe". Ibu warung menyahut.
"Wah masak iya?". Tanya suaminya.
"Iya mas, aku inget banget sama wajahnya itu". Jawab ibu warung.
"Duh, si ibu ini sama aja dengan orang tadi. Baru aja ngasih petuah bagus, eh malah ikutan juga". Ungkapku pada teman-temanku.
"Perasaan gak ada salahnya makan tempe. Kita kan bebas mau makan apa aja, asalkan tidak nyuri dan tidak makan siang hari (kan puasa)". Sahut temanku yang pacarnya sabar.
Setelah mendengar semua percakapan itu, aku memutuskan untuk menghampiri ibu warung dan suaminya.
Lalu aku berkata pada mereka "....."
Bersambung...
0 Comments