Prank adalah salah satu aktivitas yang saat ini marak dilakukan oleh banyak orang di Indonesia. Mulai dari anak-anak, remaja, hingga orang-orang dewasa, mulai di tempat tertutup, setengah tertutup, hingga di tempat terbuka.
Prank menjalar ke berbagai macam daerah berkat adanya TV dan media sosial. Dulu acara yang seringkali ditunggu-tunggu di Indonesia adalah Supertrap yang ditayangkan di Trans TV. Acara ini murni untuk mengerjai orang di berbagai tempat, baik outdoor maupun indoor. Targetnya adalah orang-orang umum yang tidak mengetahui sama sekali bahwa dia dikerjain. Kemudian ada Jebakan Batman, ada Ups Salah (masih eksis sampai saat ini). Sedangkan di Instagram dan YouTube, banyak akun yang ada konten-konten pranknya (masih campuran), bahkan ada juga akun yang khusus prank. Apapun aktivitasnya bisa dijadikan ide untuk melakukan prank, sehingga muncul berbagai macam prank.
Prank sengaja dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk gurauan, mengerjai atau menjaili orang lain. Para prankster terkadang tidak pandang bulu tentang siapa saja yang diprank, siapapun bisa jadi target prank. Namun dalam prank-prank tertentu, para prankster memilih target yang sesuai agar usahanya bisa lebih sempurna.
Jika dilihat dari pengaruhnya, maka Instagram dan YouTube menjadi media ekspansi prank secara besar-besaran ke berbagai daerah. Banyaknya konten prank, ternyata tidak hanya menghibur orang, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk ikutan bikin video prank dan diupload di channel sendiri. Semakin hari rasanya semakin bertambah saja video-video tentang prank di YouTube, bahkan bisa bertambah pula pranksternya.
Prank sengaja dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk gurauan, mengerjai atau menjaili orang lain. Para prankster terkadang tidak pandang bulu tentang siapa saja yang diprank, siapapun bisa jadi target prank. Namun dalam prank-prank tertentu, para prankster memilih target yang sesuai agar usahanya bisa lebih sempurna.
Jika dilihat dari pengaruhnya, maka Instagram dan YouTube menjadi media ekspansi prank secara besar-besaran ke berbagai daerah. Banyaknya konten prank, ternyata tidak hanya menghibur orang, tetapi juga menginspirasi orang lain untuk ikutan bikin video prank dan diupload di channel sendiri. Semakin hari rasanya semakin bertambah saja video-video tentang prank di YouTube, bahkan bisa bertambah pula pranksternya.
Semakin
banyaknya sebaran konten-konten prank, tidak bisa dipungkiri sangat mempengaruhi para penontonnya, yang mengantarkan mereka sampai pada pemahaman bahwa prank itu sudah lumrah di
Indonesia, baik bagi orang yang melakukan prank maupun target prank. Prank itu sudah biasa, tidak dianggap tabu lagi, hal ini bisa kita bisa lihat siapapun bisa jadi target prank, entah itu orang tidak dikenal, teman sendiri, kakak, adik, paman, bibi, dan bahkan orang tua sendiri.
Ngepranklah Sebagaimana Orang-orang Sebelum Kamu Ngeprank
Ngepranklah Sebagaimana Orang-orang Sebelum Kamu Ngeprank
Berdasarkan deskripsi di atas, kita sudah bisa mendapatkan gambaran bahwa setiap generasi prankster yang kini masih aktif, sebenarnya memiliki genealogi keilmuan dengan para prankster di zaman dulu. Ya, generasi milenial belajar prank dari video-video yang sudah dibuat oleh orang dulu, atau bahkan belajar langsung pada empunya. Ini membuktikan bahwa prank itu bukanlah perkara yang mudah, tapi ada ilmunya.
Setiap generasi melakukan prank hampir sama dengan orang-orang sebelumnya, kemudian dimodifikasi agar lebih menarik. Kesamaan ini bisa dilihat dari idenya, kata-katanya, sekenarionya, dan lain sebagainya. Kesamaan ini terjadi karena prank sebelumnya sukses dan menuai pujian, maka tidak heran jika banyak yang terinspirasi dari prank sebelumnya. Bisa dikatakan bahwa setiap manusia ada potensi untuk ngeprank, sehingga dalam keseharian seringkali ngeprank orang-orang terdekatnya
Kita terkadang hanya melihat konten-konten prank, tanpa mau lebih dalam lagi menelusuri sesuatu yang patut dikoreksi dari setiap konten prank. Kenapa sih orang-orang suka bikin konten prank? Kenapa tidak membuat konten yang lain seperti masak, tutorial, nyapu, dan lainnya?
Ternyata ada satu kekuatan sejarah yang tertuang dalam prinsip universal, sehingga disadari atau tidak sangat mendorong orang-orang untuk melakukan prank. Satu prinsip itu adalah "Ngepranklah sebagaimana orang-orang sebelum kamu ngeprank". Prinsip itu memiliki kekuatan yang besar, sehingga memungkinkan para prankster atau calon prankster semangat ngeprank, baik untuk iseng atau untuk membuat video prank, meskipun mereka memiliki resiko yang besar.
Kita terkadang hanya melihat konten-konten prank, tanpa mau lebih dalam lagi menelusuri sesuatu yang patut dikoreksi dari setiap konten prank. Kenapa sih orang-orang suka bikin konten prank? Kenapa tidak membuat konten yang lain seperti masak, tutorial, nyapu, dan lainnya?
Ternyata ada satu kekuatan sejarah yang tertuang dalam prinsip universal, sehingga disadari atau tidak sangat mendorong orang-orang untuk melakukan prank. Satu prinsip itu adalah "Ngepranklah sebagaimana orang-orang sebelum kamu ngeprank". Prinsip itu memiliki kekuatan yang besar, sehingga memungkinkan para prankster atau calon prankster semangat ngeprank, baik untuk iseng atau untuk membuat video prank, meskipun mereka memiliki resiko yang besar.
Terkadang orang-orang tidak sadar akan prinsip ini, karena faktor utama mereka nge-prank hanya untuk ngisi channel dan faktor ekonomi. Itu memang tidak bisa dipungkiri, setiap orang berkarya karena ingin mendapatkan keuntungan. Tapi yang lebih penting adalah prinsip universal itu, sehingga membuat setiap orang bisa bertahan atas berbagai resiko.
Kata "Ngepranklah" sebagai perintah yang ditujukan kepada generasi sekarang ini. Perintah ini datang dari orang-orang terdahulu yang menghendaki ada penerus kegiatan prank. Perintah ini ditujukan secara umum yang tidak mengikat kepada satu kelompok, karena prank ini sifatnya terbuka alias bisa dilakukan siapa saja.
Kemudian kalimat "sebagaimana orang-orang sebelum kamu ngeprank" menunjukkan bahwa bahwa orang-orang terdahulu menghendaki para generasi penerus. Mereka ingin ilmunya diwariskan kepada orang-orang, dengan harapan prank itu tetap lestari di bumi. Prank yang tidak hanya iseng, tapi juga menghibur orang-orang yang butuh hiburan.
Disadari atau tidak, prinsip universal ini dianggap telah banyak dipegang oleh prankster dunia, dari yang masih amatiran hingga yang profesional. Baginya, prank itu perintah untuk belajar dan mempraktikan ilmunya di masa kini.
0 Comments