Jangan Kebanyakan Senyum, Nanti Menyesal


Banyak orang yang tidak kenal aku, begitu pula sebaliknya. Kenalanku di dearah ini tidak cukup banyak, teman medsosku pun tidak sebanyak selebritis. Pengen bukti? lihat saja setiap aku upload foto, update status, ataupun video, pasti sepi likers dan komentator. Itulah sebabnya aku berfikir bahwa di terminal ini tidak ada yg kenal denganku

Tapi saat aku duduk di pinggir terminal, aku melihat seseorang memakai pakaian biasa ikut duduk berjarak 500 meter di sampingku. Dia melihatku dan melemparkan senyum, aku senyumin kembali. Dia senyum balik, aku senyumin balik. Dia kembali membalasnya, aku juga membalas.

Dalam hati "Kayanya orang ini kenal aku, sudah cantik dan ramah juga" (tanda-tanda mulai GR). Kurang lebih 15 menit kita saling lempar senyum. Cape juga jika senyum dibuat-buat, untune sampek garing. Aku putuskan berhenti senyum, tapi dia terus tersenyum kepadaku. Waduh jadi salah tingkah ini, aku lanjut saling senyum apa berhenti yah???

Yah dari pada capek senyum-senyuman mending aku hampiri dan aku ajak ngobrol aja dia. Yaa... Ini adalah solusi terbaik untuk saat ini. Kemudian aku dekati dia dan aku sapa "Hai dari mana mau ke mana mba? Dia tetap senyum. Aku senyum juga. Dari mana mba? Tapi lagi-lagi hanya senyuman yang terlihat. Pusing juga lama-lama kalau begini terus.

Aku terdiam sambil berfikir mencari solusi agar dia bisa diajak ngobrol. Sekitar 10 menitan aku terdiam, dia mencolekku. Wah ini tanda baik, dia sudah mulai mau berkomunikasi. Aku colek lagi dia. Saat sedang asyik colek-colekan, ada abang gojek bilang dengan suara lantang "Mas itu orang gila". Wkwkwkwk orang-orang pada tertawa.

Post a Comment

0 Comments