Kabar bahagia dari dan untuk para seniman atau calon-calon seniman di Indonesia. Pada tahun 2019 ini, para penulis buku "Kethek Ogleng Kesenian Monumental Asli Tanah Pacitan" kembali menyelesaikan buku kedua yang berjudul “Gerakan Pokok Seni Kethek Ogleng”. Buku ini telah diterbitkan oleh penerbit yang sama, yaitu Lembaga Ladang Kata pada Mei 2019. Dua buku tersebut merupakan satu paket, di mana yang pertama membahas mengenai hal-hal filosofis dan sejarahnya, kemudian buku yang kedua membahas mengenai hal-hal teknis.
Seni Kethek
Ogleng perlu diajarkan kepada peserta didik baik tingkat Sekolah Dasar,
Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas yang memasukan seni
kethek Ogleng sebagai pelajaran muatan lokal. Oleh karena itulah buku ini disusun sebagai dasar
bagi pengajar maupun pelatih baik di sekolah negeri maupun swasta serta
sanggar tari untuk mengajar seni Kethek Ogleng.
Buku “Gerakan Pokok Seni Kethek Ogleng” secara khusus membahas gerakan wajib dan
glangsaran yang merupakan ciri khas dari Seni Kethek Ogleng. Seni Kethek
Ogleng yang diciptakan oleh Sukiman/Sutiman mempunyai kekhasan dan
keunikan, yakni terlihat natural dan terkesan spontan.
Gerakan-gerakannya banyak digemari oleh bangsa Indonesia, sehingga seni
ini bisa lestari hingga saat ini. Buku ini terdiri dari lima bab yang saling berkaitan, yaitu:
Bab 1 : Kethek Ogleng
Bab 2 : Kethek Ogleng sebagai Seni Pertunjukan
Bab 3 : Gerakan Blendrong dalam Seni Kethek Ogleng
Bab 4 : Enam Gerakan Dasar Kethek Ogleng
Bab 5 : Gerakan Klasik Kethek Ogleng
Dalam buku ini dijelaskan bahwa ada hal mendasar yang tidak boleh ditinggalkan bagi siapapun saat belajar dan saat pentas, yaitu musik Glangsaran dan Enam gerakan yang meliputi (berjalan berjinjit seperti kera, berlari seperti kera dengan kaki dan tangan, gerakan mengambil makanan dari pengunjung, gerakan akrobatik, gerakan menghibur penonton dengan kelucuannya, dan membawa makanan atau barang dari pengunjung untuk di makan atau disimpan).
Alat musik kenong dan gong sehingga menghasilkan suara khas iringan Kethek Ogleng yaitu dari suara gleng, gleng, gleng untuk mengiringi kethek atau kera dalam menari. Oleh sebab itu jika ingin menampilkan seni Kethek Ogleng dalam balutan kekinan/sentuhan kontemporer, harus mempertahankan glangsaran dan enam pokok gerakan tersebut. Jika hal itu ditinggalkan karena maka akan menghilangkan keaslian Kethek Ogleng.
Berdasarkan penjelasan di atas, buku yang ini perlu dimiliki oleh setiap orang yang ingin mendalami seni tari Kethek Ogleng. Jadi setiap orang yang belajar bisa mengetahui sejarahnya secara lengkap, mulai dari awal adanya seni tari hingga perkembangannya di tengah-tengah masyarakat. Kemudian baru gerakan-gerakannya yang juga ditunjukkan melalui gambar-gambar serta penjelasan tertulis.
0 Comments